Sejenak, aku berfikir itu kau. Yang ku doakan diam-diam, yang kutanya-tanyakan bagaimanamu setiap hari. Terkadang aku benci satu hal dariku. Tentang diriku yang sering menduga-duga, bertanya-tanya, berprasangka-prasangka. Kali ini, barangkali dugaanku benar. Bahwa yang biru itu bukan awan, tetapi langit. Yang biru itu bukan gunung, tetapi fatamorgananya.Lalu, jika aku mengungkapnya seperti katamu apa tidak apa-apa? Aku hanya tidak yakin akan baik-baik saja. Diamku ini yang terbaik kan?Setelahnya, biarlah rasa-rasa itu terbang ke udara bersama riuhnya mereka. Kurasa itu lebih baik, daripada berusaha untuk berada didalam keramaian itu. Biarlah mereka saja riuh, Aku disini, memilih diam.
Kamis, 03 Desember 2015
Memilih Diam
Langganan:
Postingan (Atom)