Kali ini sudah malam.
Rumput di taman masih basah, setelah terguyur hujan yang sedang genit beberapa minggu ini.
Mungkin ia sudah sangat rindu pada tanah.
Rindu pada angin kencang yang senantiasa membawanya berkelana membasahi penjuru kota.
Rindu pada nyanyian sang katak yang selalu terdengar merdu setelah ia berkunjung.
Rindu pada manusia-manusia penggerutu yang kesal bajunya basah oleh pelukannya.
Padahal ia mungkin hanya rindu.
Banyak elegi yang tercipta dibalik kerinduannya.
Semua perasaan sentimental yang datang dari hawa kehadirannya pun sama.
Selamat datang, musim gerimis.
Teh hangatku sudah mulai mendingin.
Gerimismu dan buaian bayu lembutmu sudah kunanti.
Bantu aku melihat sisi lembut kota tercintaku ini.
—dari yang rindu padamu, dan aku bukan penggerutu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar