Jumat, 23 Mei 2014

Sewindu

Sewindu lebih beberapa hari yang lalu kau memilih untuk pergi dari ku, hidup ku, dunia ku.
Meninggalkan bekas luka mendalam.
Beberapa sebab ku dengar amat menyakitkan.
Karena hal sepele kau memutuskan 'Kita' lalu pergi dengan yang lain.
Kau tau? Hati ku menjerit: "hey! Ini aku! Seorang wanita yang amat mencintaimu. Kau bilang kau mengenalku? Beserta hatiku? Lalu mengapa tega menyakitiku begitu dalam?".
Memaki mu pun rasanya percuma, kau takkan pernah mengerti. Dan menghujat diri ku sendiri pun rasanya sia-sia, semua telah terjadi, waktu tak dapat kembali.

Masa bergulir. Matahari bertukar posisi dengan rembulan secara rutin tiap hari nya. Mereka memang tak pernah bertemu, tapi mereka di namakan takdir. Akankah Kita?
Lupakan!

Aku selalu mencoba melupakan mu, tentu dengan cara ku sendiri. Angan-angan tentang mu, janji-janji manis mu, dan harapan-harapan yang dulu kau isyaratkan kini telah menggantung entah dimana.
Aku berusaha semampu ku tapi tak pernah berhasil.
Semakin ku ingin melupakan mu, mengapa semakin melekat dirimu di hati ini?
Aku ingin melepaskan semua dengan mudah, sama seperti kau; yang melepaskan ku sekejab mata memandang. Tak berirama, namun mencengkan jiwa.

Kadang aku merasa membutuhkan mu untuk berbagi seperti dulu,
Kadang aku merasa rindu pada masa 'kita' masih ada,
Kadang aku berfikir kalau kau akan datang pada ku dengan kemasan yang baru, tentu berbeda; sosok yg aku inginkan. Tak bermaksud untuk egois, aku hanya ingin kau menjadi pribadi yang baik,jujur dan bertangggung jawab. Apa terlalu sulit untuk kau lakukan?
Tapi tunggu! Hey, siapa aku? Berani sekali aku meminta padamu. Kini aku bukan siapa-siapa mu lagi. Kelak datang seseorang yang bisa membahagiakan mu, dan aku ingin menjadi wanita pertama yang melihat ukiran senyum manis itu. Itu hak atas hati ku. Dan kau.....kau tak bisa melarang nya!

Aku benci saat kau mulai berani membohongi ku.
Hati ku hancur saat kau mulai bisa membentak ku.
Air mata ku tak dapat ku cegah untuk menghujam, karena kepergian mu secara tiba-tiba.
Tak pernah ku sangka bahwa akhir nya kau memilih dia dari pada 'kita'.
Aku menjaga hati ku hanya untuk mu, dan kau menjaga hati mu untuk dia, atau pun mereka.
Semua tentang mu ku simpan di dalam kotak.
Maaf  , aku terlalu sakit melihatnya lagi.
Maaf  , aku terlalu cengeng saat di hadapkan pada mereka.
 Maaf , aku terlalu kecewa untuk mengingatyang pernah terjadi.
Maaf  , aku belum berhasil melupakan mu... Tapi aku janji, suatu hari nanti pasti AKAN terjadi.

Dari awal pun aku tau,
Kau akan baik-baik saja tanpa ku.
Bahkan kau lebih cepat menyentuh bahagia di banding aku.
Aku turut senang kau tak larut dalam deras nya air mata, seperti ku.
Aku tau kau bisa! Kau kuat! Tangguh! Kau tak pantas menangis!Air mata mu akan terbuang sia-sia jika menetes untuk wanita seperti ku...
Mendengar tawa mu, aku bahagia dalam air mata.

Kau tak perlu tau seberapa dalam aku terluka, dan sejauh mana aku mengingat tentang bahagia.
Karena kau telah memilih jalan mu sendiri. Tanpa ku tentunya.
Maaf, aku hanya bisa meng-iya-kan saat kau memutuskan untuk pergi.
Dan kini hanya ada Aku, sendiri disini.
Kamu, jauh disana bersama bahagia yang telah kau raih.
Tanpa kita...



dedicated : "Dia"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar