Rabu, 09 Juli 2014

July of you.


Tuan, berteduhlah di naungan Juli ku, nanti kutiupkan angin lautku bersama hujan di sore hari setelah batara surya puas memamerkan teriknya.
Tuan, jangan kau mengeluh jika panas seperti kau mengeluh saat hujan turun. Taukah kau? Alam sedang melakukan perannya.
Tuan, cobalah. Setiap bibirmu berniat mengeluarkan keluhnya untuk tiap peluh yang menetes, coba kau hitung setiap nikmat yang kau terima lalu bandingkan dengan kebaikan yang kau beri dalam sehari. Nanti kau akan malu sendiri.
Cobalah bersyukur. Bukankah Tuhan berjanji akan Ia lipatkan bahagia pada mereka yang bersyukur. Percayakah kau?
Jika kau tak percaya, Tuan, taukah saat itu panas terik, lalu hujan lebat. Tapi aku nikmati saja. 
Saat itu, Tuhanku melihatnya. 
Lalu Ia tunaikan janji Nya.
Taukah kau Tuan?
Ia beriku kebahagiaan yang lain sebagai ganti kesabaranku menembus panas dan hujan. 
Dia hadirkan kau, Tuan. Untuk menemani ku di tiap panas terik dan hujan lebat.
Maka berteduhlah bersamaku. Nikmatilah bersamaku. 
Bersyukurlah, karena aku bersyukur bertemu denganmu.
Di panas, maupun hujan.
Bersyukurlah.


 sebuah penggalan dari Menjelang Petang, cerita pendek yang tak pernah selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar