Minggu, 28 September 2014

Hari ini si perindu ulung


“Sudah merindukanku?”
“Aku rindu..”


Seperti tau kapan saatnya tepat datang, kamupun iya.
Aku yang lebih senang mendengarmu yang tak berjanji, nampaknya, dialog kita lama sekali tertundanya
Lamanya itu, apa bisa terangkumkan semua dialognya?


“Berapa waktu yang kau punya untukku?”
“Apa? Kamu terlihat seperti anak kecil yang ingin membeli waktu ayahnya agar bisa bermain.”
“Aku, serius.”


Nampaknya aku masih begitu kecil dimatamu,
Aku sedang bertumbuh, mendewasa,
Tak menjadi gadis yang hanya bisa merengek minta kau temani
Dan aku serius tentang ini,

Kau tau, aku merindukan celah waktu, meski sedetik
Dan aku tau, akan ada yang terasa hilang nantinya,
Tatapan, dan mungkin beberapa dialog yang kau sembunyikan dariku

Menemuimu, sama halnya dengan memperpendek draft bagian cerita yang tertunda
Menemuikulah ketika hanya kau merasa rindu,
Karena disaat itu, aku akan merasa tidak sendiri
Setidaknya kita sama sama perindu
Bedanya mungkin aku, perindu ulung
Meski telah berusaha mengunci pintu, namun bagaimana bila rasa itu tak terbendung?

Disini, tidak ada penawar racun
Apalagi untuk seorang yang ulung merindu seperti ini,
Semoga melihatmu sebentar bisa menjadi penawarnya sedikit
Dan entah pertemuan mana yang akan kita temui,
Dan dipertemuan mana kita bisa bercanda tanpa canggung yang kemudian rutin menyapa,

“Kapan kita ketemu?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar